INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN



Oleh Ir. Ermidias
Selasa, 01 Juli 2014 08:39
Itik adalah salah satu komoditas ternak unggas yang menghasilkan telur dan daging. Ternak ini  mempunyai peran yang cukup penting dalam mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Usaha peternakan itik sebagai alternatif sumber pendapatan semakin banyak diminati baik masyarakat di pedesaan maupun di sekitar perkotaan.
Usaha peternakan itik petelur memiliki beberapa keunggulan apabila dibandingkan dengan usaha peternak ayam. Nilai jual telur itik lebih tinggi dibandingkan dengan ayam selain itu, ternak itik lebih mampu mencerna ransum dengan serat kasar yang lebih tinggi, sehingga harga pakan dapat lebih murah. Dibandingkan dengan ayam kampung, itik memiliki produktivitas telur yang lebih tinggi dan lebih menguntungkan apabila dipelihara secara intensif terkurung sepenuhnya.
Di Propinsi Sumatera Barat umumnya itik masih dipelihara secara tradisional dengan penggembalaan secara berpindah-pindah. Dengan semakin sempitnya areal penggembalaan dan banyaknya resiko kematian ternak akibat keracunan pestisida maka pemeliharaan sistim gembala ini makin terancam. Salah satu usaha yang dirasa mampu mengatasinya adalah melakukan pemeliharaan itik secara intensif, atau semi intensif. Pemeliharaan itik secara intensif dapat dilakukan dengan sistem terkurung yang didukung dengan pemberian pakan yang baik, tatalaksana pemeliharaan yang memadai, dan pengawasan kesehatan ternak yang baik. Pada sistem pemeliharaan semacam ini ternak lebih banyak dan bahkan terus menerus berada dalam kandang. Semua keperluan dan lingkungan hidupnya disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhannya. Usaha beternak itik secara terkurung ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan dibelakang rumah. Kandangnya dilengkapi umbaran yang dipagar keliling setinggi 0,75 -1m.
TEKNOLOGI BUDIDAYA




Pemilihan Bibit

Bibit itik petelur, pedaging, dan pejantan  harus memiliki persyaratan  sebagai berikut:

a. Pertumbuhan badannya cepat, besarnya seragam serta  tidak    mempunyai cacat tubuh. Bobot badan itik pejantan muda pada umur 20 minggu  1,6 kg dan pada umur 40 minggu  1,8 kg, sedangkan bobot badan itik betina muda pada umur  20 minggu 1,4 kg dan pada umur 40 minggu 1,6 kg.
b. Pertumbuhan bulunya cepat dan warna bulu seragam. Bulu sudah tumbuh  lengkap pada    umur 14 hari.
c. Cepat mencapai dewasa kelamin dimana itik sudah mulai bertelur pada umur  5 – 6 bulan.
d. Mempunyai daya hidup yang tinggi, yang ditandai oleh angka kematian yang rendah. Angka kematian pada periode pemeliharaan anak sampai dengan  umur mulai bertelur sebesar 3%, sedangkan dari awal bertelur sampai dengan  diafkir  sebesar 2%.
f.  Lebih  efisien  dalam penggunaan pakan dengan angka konversi pakan berkisar 2-2,5. Artinya untuk menghasilkan 1 kg telur dibutuhkan pakan sebanyak 2-2,5 kg.
Untuk memperoleh bibit bermutu, peternak dapat:
1. Membeli anak itik dari pembibitan yang sudah dikenal, ciri-ciri anak itik yang baik   adalah tidak cacat, warna bulu kering dan mengkilat
2. Melakukan pembibitan sendiri untuk mendapatkan telur tetas. Untuk itu perlu dilakukan
a.Pemilihan induk dan pejantan dimana induk memiliki sosok badan ramping dan                             Umumya lebih tua dari pejantan, sedangkan pejantan memiliki sifat matang kelamin baik dan mempunyai sifat mengasuh bukan mengejar-ngejar betina.
b.Memelihara pejantan dan betina secara khusus dengan perbandingan 1 ekor      pajantan  untuk 6 – 8 ekor betina.
c.Memilih telur tetas dengan kriteria sebagai berikut :
-         beratnya   60 -70 gram,
-         bentuknya oval atau lonjong,
-         tidak kotor dan retak,
-         umurnya tidak lebih dari 1-5 hari karena kalau lebih dari 7 hari daya tetasnya telah menurun,
-         menetaskan telur dengan menggunakan mesin tetas atau dieramkan dengan ayam atau entog,
3.  Membeli telur tetas dari induk yang dijamin keunggulannya.


Comments